Selasa, 25 Maret 2014

Model Pembelajaran Talking Stick




MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK


Dosen pendamping : Mufidah, S. Pd., M.Pd






                                                            Oleh :

Ahmad yasir     (120401060199)







UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014






MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

A.    Sejarah Talking Stick

            Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.

Artinya:

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
            Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.



B.     Talking Stick Sebagai Model Pembelajaran Matematika

            Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.
1)      Guru membentuk kelompok yang terdiri atas  5 orang.
2)      Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya  20 cm.
3)      Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
a)      Layang-layang
       








 
                                                                    =  diagonal 1
                                                                =  diagonal 2
                                                            Luas    =


 



b)      Trapesium
                                                   
                                                                                                        = sisi sejajar 1
                                                                                   = sisi sejajar 2
                                    t                                                                t    = tinggi
                                                                                                Luas  =
                                                     



4)      Siswa berdiskusi membahas materi (rumus) yang terdapat di dalam wacana.
5)      Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
6)      Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan/ soal dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus mengerjakan dan menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
7)      Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
8)      Guru memberikan kesimpulan.
9)      Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
10)  Guru menutup pembelajaran.


C.    Kelebihan dan Kekurangan
a)      Kelebihan:
1.      Menguji kesiapan siswa.
2.       Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3.       Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
b)      Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).

D.    Kesimpulan

1. talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun.






DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri.W dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta :Rineka Cipta.
Arikunto, S.2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi aksara.

Dikutip dari :
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2014/2/41-macam-model-metode-pembelajaran.htm

pecahan desimal






MAKALAH MATEMATIKA SD DAN PEMBELAJARAN  I
PECAHAN DESIMAL

Dosen Pembimbing : Drs. N. Ponirin, M.Pd.







Oleh :
Willas Mahdi W                    (120401060043)
Nurin Indana R                     (120401060053)
Ryan Iksani                           (120401060058)
Wakhidatun Ni’mah E. M.   (120401060098)
Ahmad Yasir                          (120401060199)

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014






BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Aritmatika mengenai pecahan kurang disenangi dan sulit dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa pada pelajaran tersebut. Kurangnya guru dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga nilai hasil aritmatika mengenai pecahan masih belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
            Selayaknya pembelajaran aritmatika di tekankan pada cara belajar dengan cara berbuat ( learning by doing ) agar pembelajaran efektif  artinya sesuai dengan kemampuan siswa, siswa dapat mengkontruksi secara maksimal pengetahuan baru yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran selama ini pembelajaran matematika kurang memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan yang nyata.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pecahan desimal ?
2.      Bagaimana cara mengubah bentuk  pecahan biasa ke bentuk lainnya ?
3.      Bagaimana operasi pada pecahan desimal ?
1.3       Tujuan
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matematika SD dan Pembelajaran 1.
2.      Untuk mengetahui pengertian pecahan desimal.
3.      Untuk mengetahui cara mengubah penulisan  pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal dan bentuk persen.
4.      Untuk mengetahui operasi pada pecahan desimal











BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Pecahan Desimal
            Pecahan Desimal adalah pecahan yang penyebutnya 10 ,  100, 1.000, dan seterusnya.
Contoh:
·         0,5
·         0,25
·         0,001
            pecahan desimal dapat juga menggunakan nilai tempat.
·         0,2 ( satu tempat desimal atau 1 angka di belakang koma )
·         0,35 ( dua tempat desimal atau 2 angka di belakang koma )
·         0,125 ( tiga tempat desimal atau 3 angka di belakang koma )
            Pecahan desimal dapat dibulatkan menjadi pecahan desimal dengan angka di belakang komanya lebih sedikit. Dengan aturan :
1.      Pembulatan ke atas untuk angka lebih dari atau samadengan 5
2.      Pembulatan ke bawah untuk angka kurang dari 5
Contoh:
·         0,8463 dibulatkan menjadi 0,846 karena 3 kurang dari 5
·         0,846 dibulatkan menjadi 0,85 karena 6 lebih dari 5.
·         0,85 dibulatkan menjadi 0,9 karena samadengan 5.

2.2       Mengubah Penulisan Pecahan biasa

a)      Mengubah Penulisan Pecahan biasa menjadi Pecahan Desimal
            Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal dapat dilakukun dengan pembagian panjang.
Contoh:
            Ubahlah ke bentuk pecahan desimal
1.      1   =...
2
2.      2   =...
5

Penyesesaian:
1.                          0,5
2      10
        10  -
          0
2.              0,4
5       20
         20 –
          0

b)     Mengubah PenulisanPecahan biasa menjadi Bentuk Persen
persen artinya perseratus atau dengan kata lain persen adalah pecahan dengan penyebut 100. Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk persen dapat dilakukan dengan cara mengalikan bilangan dengan 100%.
Contoh:
            Ubahlah ke bentuk persen !
1.      1   =...
5
2.      2   =...
4
Penyesesaian:
1.      1 x 100%  = 20% 
      5
2.   2 x 100% = 50%
      4

2.3       Penjumlahan Pecahan Desimal
            Penjumlahan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara tersusun. Aturannya sebagai berikut:
·         Puluhan dengan puluhan;
·         Satuan dengan satuan;
·         Persepuluhan dengan Persepuluhan dan seterusnya.
Contoh:
            Hitunglah !
1.      0,54 + 0,24 = …
2.      0,144+0,132=...
Penyesesaian:
1.      0,54
0,24  +
0,78
2.      0,144
0,132  +
0,276

2.3              Pengurangan Bilangan Pecahan Desimal
            Penjumlahan bilangan pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara tersusun. Aturannya sebagai berikut:
·         Puluhan dengan puluhan;
·         Satuan dengan satuan;
·         Persepuluhan dengan Persepuluhan;
·         Perseratusan dengan perseratusan dan seterusnya.
Contoh:
1.      0,54 - 0,24 = …
2.      0,144-0,132=...
Penyesesaian
1.      0,54
0,24  -
0,3
2.      0,144
0,132  +
0,012




2.4       Perkalian Pecahan Desimal
            Perkalian pecahan desimal hasilnya diperoleh dengan menggeser tempat tanda koma sesuai dengan bilangan yang dikalikan.
Contoh:
1.      0,5 x 0,25 = …
2.      0,31 x 1,2 = ...
Penyesesaian :
1.      0,5 x 0,25 =....
            5 x 25 = 125
            0,5 x 0,25 = 0,125
2.      0,31 x 1,2 =...
31 x 12 = 372
0,31 x 1,2 = 0,372

2.5              Pembagian Pecahan Desimal
            Pembagian pecahan desimal hasilnya diperoleh dengan menggeser tempat tanda koma sesuai dengan selisih bilangan yang dibagi dengan pembagi.
Contoh:
1.      0,25 : 0,5 = ...
2.      0,12 : 0,3 = ...
Penyesesaian :
1.      0,25 : 0,5 = ...
25 : 5 = 5
0,25 : 0,5 = 0,5
2.      0,12 : 0,3 = ...
12 : 3 = 4
0,12 : 0,3 = 0,4







DAFTAR PUSTAKA

http://www.crayonpedia.org/mw /2014/02/28/BAB.V_PECAHAN
http://asimtot.wordpress.com/2014/02/28/mengubah-bentuk-desimal-berulang-ke-dalam-pecahan-biasa-dengan-menggunakan-konsep-deret-geometri-tak-hingga/