MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
Dosen pendamping : Mufidah, S. Pd., M.Pd
Oleh
:
Ahmad yasir (120401060199)
UNIVERSITAS
KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2014
MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
A.
Sejarah
Talking Stick
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.
Artinya:
Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat.
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda
seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara
bergiliran/bergantian.
B.
Talking
Stick Sebagai Model Pembelajaran Matematika
Talking stick termasuk salah satu
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan
tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru
setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat
cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih
berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan
membuat siswa aktif. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai
berikut.
1)
Guru membentuk kelompok yang terdiri
atas 5 orang.
2)
Guru menyiapkan sebuah tongkat yang
panjangnya 20 cm.
3)
Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran.
a)
Layang-layang
= diagonal 1
= diagonal 2
Luas =
b)
Trapesium
= sisi sejajar 1
= sisi sejajar 2
t t
= tinggi
Luas
=
4)
Siswa berdiskusi membahas materi
(rumus) yang terdapat di dalam wacana.
5)
Setelah kelompok selesai membaca
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok
untuk menutup isi bacaan.
6)
Guru mengambil tongkat dan
memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi
pertanyaan/ soal dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus mengerjakan
dan menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
7)
Siswa lain boleh membantu menjawab
pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
8)
Guru memberikan kesimpulan.
9)
Guru melakukan evaluasi/penilaian,
baik secara kelompok maupun individu.
10) Guru menutup
pembelajaran.
C.
Kelebihan
dan Kekurangan
a)
Kelebihan:
1.
Menguji kesiapan siswa.
2.
Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3.
Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
b)
Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).
D.
Kesimpulan
1. talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun.
1. talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk siap pada kondisi dan siatuasi apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri.W
dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta :Rineka Cipta.
Arikunto,
S.2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi aksara.
Dikutip dari
:
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2014/2/41-macam-model-metode-pembelajaran.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar